PERPUSDES NGELURI ILMU DESA LEBUNG NALA




     Sebagian orang beranggapan kalau ada kata perpustakaan, maka akan terbayang buku atau majalah. Seperti halnya pemikiran saya dulu. Namun dengan semakin canggihnya technologi informasi anggapan tersebut seharusnya kurang tepat, dengan tidak bermaksud menghilangkan fungsi awal dari perpustakaan, yaitu diantaranya menyediakan koleksi baik tercetak maupun non cetak, perpustakaan saat ini sudah banyak dilengkapi dengan teknologi modern.Audio visual,internet. dan berbagai perangkat teknologi informasi lainnya telah menghiasi ruang perpustakaan. Perpustakaan yang tidak mau merubah dirinya, maka akan ditinggalkan oleh pengunjungnya, karena dengan browsi0
ng di kamar tidur atau ditempat-tempat mengasyikan baik cave, maupun mall, kita dapat menelusur berbagai informasi, baik dari perpustakaan maupun dari berbagai tempat lainnya Bekerja yang terus menerus di suatu tempat tentu suatu saat akan mendapatkan kejenuhan. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa cara, diantaranya adalah dengan kreativitas dan inovasi.
       Dalam kehidupan ini Jangan hanya melulu rutinitas yang dikerjakan, tetapi coba dengan berbagai alternatif yang sekiranya memberikan suatu perubahan (inovasi), atau juga bentuk kreativitas. Inovasi di perpustakaan dapat dilakukan pada berbagai jenis layanan, misal untuk pelayanan: Perpustakaan saat ini harus sudah dilengkapi dengan seorang jasa bimbingan plus konsultasi, yang dapat merujuk kebutuhan pengunjung untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam perkuliahan ataupun masalah sosial lainnya yang sangat pelik. Di perpustakaaan banyak dijumpai mahasiswa yang mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas akhir, disinilah peran pustakawan harus dapat membantu menuntut dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengunjung perpustakaan. Hal ini perlu diterapkan perpustakaan-perpustakaan sebagai bentuk palayanan prima agar para pengunjung terpuaskan, jadi tugas pustakawan pun membantu  para pemustaka tentang bagaimana menulis sebuah karya tulis ilmiah dan cara mengolah data-data yang dibutuhkan Demikianlah salah satu bentuk inovasi di perpustakaan,tentunya masih banyak inovasi yang lainnya yang dapat digali di perpustakaan.

      Dan tentu saja hal demikian bergantung pada kemampuan atau besaran angaran dana yang dibutuhkan,karena tentunya bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit.kalo kita melihat  negara negara tetangga yang dimana perpustakaan mereka jauh lebih maju dari pada perpustakaan di negri kita tercinta. Hal yang saya uraikan diatas,sangatlah sulit dicapai untuk perpustakaan desa,yang dimana keterbatasan anggaran sekaligus kurangnya  Perhatian dari pemerintah dan pihak yang berkepentingan di dalamnya.Dan tak kalah pentingnya yaitu masalah sdm yang masih banyak dan sangat perlu untuk di tingkatkan namun tidak hanya itu,terkadang banyak perpustakaan yang kurang cerdas dalam mencari inovasi di dalam meningkatkan minat baca.mereka hanya berkutat  pada buku dan buku,sehingga perpustakaan yang diharapkan menjadi SUMBER INFORMASI, PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN REKREASI KELUARGA,akan sangat sulit tercapai.
   `Sekarang saya bawa anda jalan jalan kesebuah perpustakaan mini yang ada didesa Lebung Nala Kecamatan Ketapang .Perpustakaan Desa Ngeluri Ilmu  namanya, walau perpustakaan tersebut terbilang sangat kecil dan dan masih menumpang di bangunan Balai Desa , namun perpustakaan ini terbilang unik daripada perpustakaan desa yang sewilayah di Ketapang ,begitulah nama singkatan pada saat diadakan lomba memberikan nama untuk perpustakaan yang diadakan lomba melalui layanan sms.dan antusias masyarakatpun sangat besar yang tertarik untuk memberi nama,itu terbukti dari banyaknya urun rembug melalui sms yang masuk ke tim panitia pembentukan nama.Padahal hadiah yang kita janjikan tidaklah terlalu besar untuk juara pertama,pulsa senilai 20 ribu rupiah,sedang juara dua pulsa senilai 15 ribu rupiah dan juara ketiga pulsa senilai 10 ribu rupiah dan hasilnya melalui keputusan panitia atau relawan,akhirnya yang menang di putuskan atas nama <perpustim> perpustakaan Ngeluri Ilmu...............................................................
SEJARAH SINGKAT
            Barangkali     sudah bosan hidup bertetangga dengan kesunyian  malam, atau rasa frustasi seorang Sugeng Hariyono yang selama ini berharap dapat masuk sebuah program televisi swasta atau atas dasar keinginan seorang Sugeng Hariyono untuk  mem punyai  kegiatan yang positif di dalam bemasyarakat.. Ya, DUNIA LAIN sebuah Acara yang sangat populer di masyarakat sekarang ini. Betapa tidak, selama 2 tahun dia selalu berteman hanya dengan suara-suara binatang malam, jangankan tengah malam, selepas matahari terbenam saja suasana seram sudah terasa di bangunan Balai desa..Bukan hanya sekedar mitos,bila bangunan tersebut sunyi tanpa ada yg menghuninya ,maka penghuni yang lainnya pun berdatangan.Telah banyak yang mengakui bahwa masyaralat sekitar mengalami hal hal aneh ketika melewati depan Balai  Desa.Mereka ketakutan,karena mendengar suara suara yang menyeramkan,tak ayal banyak yang ketakutan.


                Balaidesa yang dulu selalu dikunjungi masyarakat Lebungnala untuk urusan surat menyurat saja, Bangunannya sudah usang dimakan usia, tembok dan cat yang sudah mengelupas disana-sini, hanya menjadi tempat hidup bagi hewan hewan melata dan bergantungan seperti koloni laba-laba, tikus,bahkan para jin dan dedemit saja yang mau tinggal disitu.
SUGENG HARIYONO MENCOBA BERINOVASI
            Beberapa teman-temannya menganggap dia seperti Orang Gila, betapa tidak dia yang hanya sesosok perantau di desa lebungnala, berpikir untuk mencoba membuat lingkungannya yang baru kedepan menjadi terarah dan lebih baik, merubah sebuah RUMAH HANTU menjadi sebuah tempat yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama generasi muda dan anak-anak. Dia merupakan salah satu sosok yang peduli dengan  perpustakaan yang berada di desa Lebungnala kec. Ketapang. Diawali dengan omong – omongnya bersama seorang teman yang dia anggap juga peduli dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, dia tidak mau berfikir panjang, dia terperanjat untuk dapat menggunakan bangunan tersebut menjadi sebuah perpustaakaan dan sarana belajar bagi sesama guna menyongsong hidup kebersamaan dan masa depan lingkungan yang lebih baik dan terarah.
      Melalui omong omong kecil dengan kepala Desa Lebungnala dia meminta ijin untuk menggunakan bangunan tersebut dan pak kadespun membolehkan untuk menggunakan bangunan tersebut untuk perpustakaan.merasa gayung tersambut,Sugeng H. langsung membersihkan bangunan tersebut bersama perangkat desa,dia sangat terperangah ketika mendapati kotornya didalam bangunan dan instalasi listriknya pada hilang semua.   Namun hal itu tak memupuskan semangatnya demi sebuah alasan,aku tak mau lingkunganku,menjadi orang yang gagal sepertiku.PERPUSTAKAAN HARUS JADI DAN BISA.
BUKU ROMBENG DAN BEBERAPA LEMBAR KITAB
    Berawal dari beberapa buah buku yang dia beli dari tukang loak dan meminta sumbangan buku ke masyarakat dari rumah ke rumah Sugeng Hariyono kemudian menatanya didalam salah satu ruangan menjadi 3 susun. lalu dia mengajak anak-anak Sekolah Dasar kelas VI dan anak anak yang mengaji untuk masuk kedalam perpustakaaan tersebut. Dengan keyakinannya dia sampaikan kepada anak-anak itu pasti ada orang lain nantinya yang akan membantu kita untuk membuat semua buku yang sedikit ini menjadi banyak. Sabar yah...cetusnya pada anak anak yang mengaji pada saat itu,hati dan matanya, tak terasa bercucuran secara perlahan, namun disembunyikan dari pandangan anak anak.
      Dia hanya yakin nanti akan ada yang mau bersama-sama didalam cita-cita mulianya. Saat itu, sebagai program awal Sugeng Hariyono  ingin agar anak-anak kelas VI yang akan menghadapi ujian akhir sekolah, yang sebagian kurang beruntung itu dapat mendapatkan bimbingan belajar gratis untuk meningkatkan kemampuan mereka menghadapi ujian akhir sekolah. Karena dia merasa, dulu tak ada yang peduli dan memprihatinkannya sehingga dia tau apa yang di inginkan dan harus dilakukan,b iar tak lagi ada anak yang hanya menjadi korban dari kegagalan sebuah program terali kehidupan yang sangat mengekang langkah- langkahinofatif.

                                                                                                   
  DUNIA TAK SELEBAR DAUN KELOR
                Siapa yang menyangka, kebiasaan seorang  Sugeng Hariyono  bermain di dunia maya ternyata membawa hikmah tersendiri, dari perkenalannya dengan teman-temannya di dunia maya ternyata membuat beberapa orang simpati dan memberikan donasi karena peduli dengan apa yang sedang dia kerjakan.Ariea Vitri nama akunnya, dialah orang luar yang pertama kali perduli terhadap perpustakaan dia memberikan buku koleksi pribadinya sebanyak 40 ekseplar untuk menambah koleksi perpusdes Ngeluriilmu dan perbaikan gedung yang retak retak dari bantuan Bpk Sekdes SHOLIKIN.Tanpa pikir panjang Sugeng Hariyono lalu  memanfaatkan uang amanat tersebut untuk membeli alat-alat listrik dan cat untuk sedikit merubah wajah dan isi perpustakaan itu agar menjadi lebih baik. Bukan hanya dana yang dia dapat, batuan tenaga dari perangkat desa dan satu orang temannya AAN, mantan Kepala Sekolah Dasar Lebungnala Bpk SURADI,S.Pd juga guru di primagama bahkan rela meluangkan waktu mereka untuk memberikan Bimbingan belajar mata pelajaran sekolah yang di ujikan dalam ujian akhir sekolah semuanya secara GRATIS, bahkan tak jarang mereka justru memberikan konsumsi dan hadiah kepada anak-anak yang ikut Bimbingan tersebut.

                             
Pak Suradi,S.Pd sedang memberikan Bimbingan Belajar GRATIS


ALAM TUJUAN UTAMA
 


                PERPUSTAKAAN yang sekarang dikelola bersama relawan dan anak-anak sekolah dasar itu tidak hanya berkutat pada dunia pendidikan dan buku saja, tetapi banyak juga kegiatan didalamnya seperti program menanam di ikuti oleh beberapa masyarakat, sebagian bapak-bapak dan khususnya anak anak. dalam kegiatan menanam tersebut mereka menanam  bibit pinang dan jeruk nipis untuk ditanam disepanjang jalan depan perpustakaan. Mereka berpikir kepandaian dalam ilmu dan pendidikan serta keberhasilan dalam materi tidak akan ada gunanya bila tidak peduli dengan alam begitulah cetus salah satu relawan.

Anak-anak bersama relawan sedang menanam
                   

   Bahkan mereka sedang berangan – angan menciptakan sebuah kegiatan yang langsung bersentuhan dengan alam (OUTBOND). Mereka ingin nanti perpustakaan itu mampu memberikan ketrampilan khusus kepada masyarakat bukan hanya masyarakat sekitar perpustakaan atau yang hanya didesa Lebungnala saja, tetapi masarakat luas tentang bagaimana cara mengolah jamu tradisional, mulai dari menanam tanaman toga, membuat jamu, sampai dengan memahami serta menggali manfaat yang dikandung oleh berbagai jamu dilakukan langsung dari pohon dan diolah ditempat itu.
   Dan mereka berkeinginan agar orang-orang yang sekarang berada dan belajar di perpustakaan ini pada akhirnya menjadi Relawan-relawan yang siap bebagi ilmu dan beramal demi masyarakat dan juga kelestarian alam. Semoga cita-cita mulia anak-anak kita ini bisa terwujud, aamiiin.


                                   PERPUSDES NGELURI ILMU..... mereka menyebut dan mengenalnya.....
     Berbagai program yang tidak hanya seperti sejarah singkat diatas, kini perpustakaan mini ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang diharapkan dapat mendukung berkembangnya perpustakaan desa, dalam rangka mencerdaskan dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat sukorejo khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.



1.      KOMPUTER
      Walaupun jumlahnya hanya 2 buah,namun siapa saja yang pingin belajar mengoperasikan computer  dengan tujuan masyarakat yang melek teknologi, maka mereka dapat memakai komputer tersebut dengan gratis,tanpa di pungut biaya sepeserpun.

                                          
2.      BIMBEL:
Bimbel <bimbingan belajar> ini juga masih merupakan layanan yang gratis untuk anak anak.

    mereka adalah para relawan yang memberikan bimbel gratis untuk anak anak.memang pada saat diawal mencari relawan yang peduli dan mau untuk meberikan ilmunya,sangatlah sulit.bahkan ditolak,menjadi hal yang biasa bagi saya,namun hal itu tak menyurutkan semangat untuk mencari dan mencari,orang orang yang peduli dan tidak peduli ada insentifnya maupun tidak.mereka.orang orang yang luar biasa bagi saya.

3. PERPUSTAKAAN  KELILING.
     Dari berdiam diri,perpustakaan Ngeluri Ilmu, mencoba mendatangi beberapa tempat. dengan  gerobak bagasi kain  pembelian pribadi saya sebagai penampung buku buku yang jumlahnya hanya terbatas, namun hal itu tidak menyurutkan semangat saya sebagai relawan untuk mengantarkan bacaan bacaan yang bermanfaat ke beberapa tempat yang dirasa cukup strategis diseputaran desa Lebungnala. seperti pos kamling,atau warkop warkop , bengkel bengkel dan gang gang pemukiman yang padat penduduk ( tempat dimana masyarakat berkumpul ). karena hanya menunggu,merupakan hal yang sangat sulit untuk didatangi pembaca.karena masyarakat kita masih pasih untuk memahami tentang pentingnya datang keperpustakaan untuk membaca.oleh karena itu,berkeliling merupakan alternatif.namun keterbatasan jumlah buku,terkadang membuat saya sering di ejek,walau dengan becandaan. BUKUNE KOK PANCET AE . inilah yang membuat saya semangat dan termotifasi,karena ternyata kita mendapat perhatian dan sorotan.untuk perpustakaan keliling,kita sudah punya langganan di beberapa tempat seperti pos kamling atau yang lainnya seperti gambar pada foto di bawah ini.Memang pada saat diawal,rasa malu,ketika datang ke salah satu pos kamling,tidak dapat saya pungkiri,karena baru sekitar 15 menit,baru ada pengunjung yang mau menyentuh dan membaca.alhamdulilah,malu saya terbayar dengan kedatangan mereka yang membuat saya merasa puas,karena apa yang terfikirkan telah tercapai.dan para pembacapun bisa membaca dengan santainya.







Foto di salah satu pos kamling

                             

PROGRAM YANG LAYAK DI TIRU
saya uraikan secara rinci apa yang bisa kita perbuat.
Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMW PK (Buku Masuk Warung dan Pos Kampling)

A. Latar Belakang
a.  Secara umum tingkat baca masyarakat kita sangat rendah.
-  Prosentase minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,01 persen. Artinya dalam 10.000    orang hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca.- Tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen dan Singapura 55 persen
- Tercatat satu buku dibaca sekitar 80.000 penduduk Indonesia.
- Tercatat tahun 2011 produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal.
- Di Thailand, hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku (1969-1972). Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975). Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang.
b. Semua pihak harus bergerak untuk mengampanyekan budaya gemar membaca di kalangan masyarakat. Masyarakat perlu digugah kesadarannya agar meluangkan waktu untuk membaca buku sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Selama ini pemerintah, swasta dan aktivis LSM sudah berupaya
- Mendirikan taman baca-taman baca di tempat yang bisa dijangkau masyarakat.
- Perpustakaan daerah menggalakkan mobil keliling yang bisa menjangkau daerah-daerah yang kurang fasilitas dan minat bacanya.
d. Namun, selama ini hasilnya belum maksimal.
- Masyarakat masih sedikit yang mendatangi taman bacaan dan mobil keliling.
- Alasannya bermacam-macam adanya karena malu, malas, jaraknya masih terlalu jauh, dan tak punya waktu luang.
e. Masih membutuhkan upaya yang lebih keras dan inovatif untuk mendekatkan jarak lagi anatara masyarakat/publik dengan buku.
- Masih perlu kiat agar orang tak susah payah untuk mendapatkan fasilitas bacaan.
- Harus membuat startegi  agar buku mudah diakses dan membuat masyarakat tertarik dengan buku,
f. Beberapa pihak sudah mengembangkan jemput bola dengan menyediakan fasilitas buku bacaan di salon, restoran, bandara, rumah sakit, klinik, kantor swasta/pemerintah dan tempat pelayanan publik lainnya. Namun, upaya itu hanya menyentuh kalangan atas secara ekonomi maupun pendidikan.
- Masyarakat kelas bawah belum menikmati fasilitas seperti itu.
g. Sampai detik ini belum ada buku bacaan (yang dikelola dengan baik) masuk ke warung kopi, warung nasi, warung jajan, pos kamling, dan tempat-tempat yang selalu didatangi masyarakat kecil.
h. Kalau kita mau berfikir lebih mendalam warung dan pos kamling adalah tempat strategis yang efektif dan efisien untuk menggalakkan budaya membaca.
i. Alasannya kenapa harus warung adalah sebagai berikut
- pertama, warung selalu dikunjungi setiap hari oleh masyarakat baik pagi, siang, atau malam.
- Kedua, warung memiliki tempat yang relatif nyaman untuk membaca buku sebab sudah ada fasilitas meja dan kursi.
- Ketiga, warung sudah memiliki bangunan minimal semi permanen yang bisa melindungi buku dari hujan dan panas.
- Keempat, warung sebenarnya juga membutuhkan bahan bacaan. Sebab, berdasarkan survey kami, warung yang ada fasilitas bacaannya lebih ramai daripada yang tidak ada bacaannya. Pengunjung datang ke warung tidak sekedar menikmati makanan tapi juga ingin membaca. Jadi akan ada sismbiosis mutualisme antara pemilik warung dengan pemilik buku.
- Kelima, pengunjung memiliki waktu luang (ada waktu kosong) untuk membaca buku. Waktu kosong itu saat menunggu dilayani, selesasi makan, menunggu antri bayar. Jadi orang tak perlu menyisihkan waktu secara khusus untuk membaca. Istilahnya sambil menyelam minum air.
- Keenam, karena ada simbiosis mutualisme maka pemilik warung pun akan merasa ikut memiliki buku itu (sense of belonging) sehingga diharapkan pemilik juga akan menjaga keberadaan buku itu.
. Selanjutnya mengapa harus pos kamling,
- alasannya hampir sama dengan warung tapi segmennya yang berbeda.
- Segmen pos kamling adalah untuk laki-laki dan waktunya malam hari.
- Biasanya orang yang ada di pos kamling hanya duduk sambil menghabiskan waktu malam. Selama menghabiskan waktu itu mereka melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat dan cendrung sia-sia seperti ngerumpi, main gaple, main catur, dan hal-lal lain.
- Oleh karena itu mereka sebenarnya butuh alternatif untuk mengisi waktu tersebut. Dan, buku adalah alternatif terbaik bagi mereka.
k. Perlu dipahami juga bahwa untuk menjalankan program Buku Masuk Warung dan
Bengkel ini sederhana dan tidak ruwet.
- Tidak membutuhkan dana yang besar
- Bisa dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok
- Bisa dilaksanakan kapan saja
- Yang dibutuhkan adalah komitmen, kemauan, dan kepedulian

B. Nama Ide
Ide ini bernama : Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMW
B (Buku Masuk Warung dan Bengkel).

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan ide ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi wahana atau tempat dan fasilitas buku bacaan yang mudah dan murah untuk diakses masyarakat khususnya kelas bawah.
b. Memberikan alternatif kepada masyarakat untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang       bermanfaat
c. Meningkatkan minat baca masyarakat/membudayakan membaca
D. Manfaat Ide
    Manfaat Ide adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat akan mudah mengakses buku bacaan yang bermanfaat sesuai dengan minat
   dan   kebutuhannya.
b. Masyarakat mendapat alternatif untuk mengisi kekosongan waktunya
.
c. Tingkat baca masyarakat akan meningkat
.

E. Teknis Pelaksanaan
Berikut ini teknis pelaksanaan ide ini
1. Relawan BMW
B  mendata warung dan pos kamling yang akan jadi sasaran
2. Kriteria warung yang layak jadi sasaran adalah
a. pemiliknya memiliki karakter yang baik dan goddwill terhadap program BWK
B              sebab tak semua pemilik warung kooperatif
b. kondisi warung permanen/semi permanen. Setidaknya terlindung dari hujan agar buku tetap dalam kondisi yang baik
c. memiliki pengunjung yang relatif banyak dan tetap. Ini hanya prioritas jika relawan memiliki keterbatasan buku
3. Relawan BMW
B mendatangi pemilik warung dan menjelaskan program BMWB. Penjelasan harus persuasive dan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh pemilik warung (disesuaikan dengan tingkat pendidikannya)
4. Relawan BMW
B membuat persetujuan dan kesepakatan bersama dengan pemilik warung yang meliputi hak dan kewajiban kedua belah pihak berkaitan dengan program BMWB. Kesepakatan dan persetujuan jangan terlalu formal dan mengikat sebab pemilik bisa menolak jika terkesan program BMWB ruwet.
5. Relawan mendata secara umum pengunjung untuk menentukan jenis buku yang tepat untuk ditempatkan di warung .
6. Jenis buku yang akan ditempatkan di warung disesuaikan dengan usia, jenis kelamin,
      pekerjaan, pendidikan, dan kesenangan/hobby pengunjung warung
7. Relawan BMW
B menyiapakan tempat untuk mendisplay buku agar terjaga dan kelihatan rapi
8. Tempat buku bisa berupa rak, kardus, plastik, dan wadah lainnya
9. Tempat buku dibuat semenarik mungkin agar orang tertarik untuk membaca bukunya
10. Buku diberi stiker dengan tulisan “Untuk dibaca di tempat. Jangan di Bawa Pulang”
11. Relawan BMW
B mengecek kelengkapan buku( lengkap atau tidak), dan mengganti buku secara berkala minimal seminggu sekali.
12. Untuk mengetahui minat pengunjung disediakan form pesanan buku yang diisi oleh pengunjung warung
13. Untuk mengetahui jumlah pembaca disediakan alat tulis dan buku daftar pembaca buku untuk diisi pengunjung
14. Untuk memotivasi dan menarik pengunjung agar mau membaca buku, secara berkala bisa dilakukan promosi dengan mengadakan kuis seputar pengetahuan yang ada dalam buku. Yang benar akan mendapatkan hadiah, misal discount 500 sd 1000 atau bonus camilan senilai Rp 500 sd Rp 1.000 di warung tersebut. Jadi tetap bisa saling menguntungkan dengan pemilik warung.
15. Untuk menyiasati keterbatasan buku maka relawan BMW
B bisa menggilir/ rolling  buku dari warung/bengkel satu ke warung/bengkel yang lainnya.

F. Tahapan Yang Perlu Dilaksanakan
a.  Perencanaan
b.  Pelaksanaan
c.  Pengawasan
d.  Evaluasi

G. Pendanaan
Untuk melaksanakan ide ini dibutuhkan dana untuk :
- pengadaan buku bacaan
- pengadaan tempat buku bacaan
- pengadaan atk
Adapun sumber dananya bisa berasal dari
1. dana alokasi pemerintah desa untuk perpustakaan desa
.
2. Sumbangan masyarakat kelompok/perorangan
.
Besarnya dana sangat tergantung dari jumlah warung atau
bengkel yang dicover.


H. Sumber Buku
Agar efisien dalam pendanaan maka untuk pengadaan tak harus membeli tapi buku bisa diambil dari beberapa sumber berikut ini.
1. Sumbangan Perpustakaan Daerah
2. Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan
3. Sumbangan dari masyarakat kelompok/perorangan

I. PELAKSANA IDE
            Ide ini bisa dilaksanakan secara perseorangan maupun secara kelompok. Intinya dibutuhkan relawanyang bisa berasal dari :
1. Pengurus Perpustakaan baik perpustakaan daerah, perpustakaan desa, rumah baca/taman baca.
2. Anggota BKM/LKM/KSM dan relawan pemberdayaan masyarakat yang ada di hampir setiap desa/kelurahan
3. Pengurus dan Anggota Karang Taruna desa/kelurahan
4. Relawan lainnya yang memiliki kepedulian kepada masyarakat

J. Waktu Pelasanaan
Ide ini bisa dilaksanakan kapan saja.
 Itulah salah satu program unggulan yang ada diperpustakaan taman ilmu masyarakkat,namun jangan berfikir program tersebut sangatlah mudah, terutama bagi perpustim yang hanya sedikit koleksi bukunya yang digunakan untuk area tersebut. Penolakan, pada saat kita tawarkan diawal kepada salah satu warung, merupakan hal  yang biasa, karena pada dasarnya, kita tidak memberikan keuntungan langsung secara materi. Apalagi jumlah buku yang minim, menyebabkan penjaga warung hafal terhadap buku yang kita gilir ke beberapa warung.Bukune gak onok liyane ta mas? Celoteh salah satu penjaga warung. Program tersebut,sempat berhenti untuk sementara waktu,karena keterbatasan buku, padahal kita sudah publikasi, tentang program tersebut dengan harapan, makin banyak lagi instansi maupun lembaga dan perorangan yang peduli terhadap minat baca.. Tapi sekarang alhamdulilah, masih bisa berjalan dengan segala keterbatasannya.
  

Komentar