PERPUSDES NGELURI ILMU DESA
LEBUNG NALA
Sebagian orang beranggapan kalau ada kata perpustakaan, maka akan
terbayang buku atau majalah. Seperti
halnya pemikiran saya dulu. Namun dengan semakin canggihnya
technologi informasi anggapan tersebut
seharusnya kurang tepat, dengan tidak bermaksud menghilangkan fungsi awal dari
perpustakaan, yaitu diantaranya menyediakan koleksi baik tercetak maupun non
cetak, perpustakaan saat ini sudah banyak dilengkapi dengan teknologi modern.Audio
visual,internet. dan berbagai perangkat
teknologi informasi lainnya telah menghiasi ruang perpustakaan.
Perpustakaan yang tidak mau merubah dirinya, maka akan ditinggalkan oleh
pengunjungnya, karena dengan browsi0
ng di kamar
tidur atau ditempat-tempat mengasyikan baik cave, maupun mall, kita dapat
menelusur berbagai informasi, baik dari perpustakaan maupun dari berbagai
tempat lainnya Bekerja yang terus menerus di suatu tempat tentu suatu saat akan
mendapatkan kejenuhan. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa cara,
diantaranya adalah dengan kreativitas dan inovasi.
Dalam
kehidupan ini Jangan hanya melulu rutinitas yang dikerjakan, tetapi coba dengan
berbagai alternatif yang sekiranya memberikan suatu perubahan (inovasi), atau
juga bentuk kreativitas. Inovasi di perpustakaan dapat dilakukan pada berbagai
jenis layanan, misal untuk pelayanan: Perpustakaan saat ini harus sudah
dilengkapi dengan seorang jasa bimbingan plus konsultasi, yang dapat merujuk
kebutuhan pengunjung untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam perkuliahan
ataupun masalah sosial lainnya yang sangat pelik. Di perpustakaaan banyak
dijumpai mahasiswa yang mengalami kesulitan ketika menghadapi tugas akhir,
disinilah peran pustakawan harus dapat membantu menuntut dan memecahkan masalah
yang dihadapi oleh pengunjung perpustakaan. Hal ini perlu diterapkan
perpustakaan-perpustakaan sebagai bentuk palayanan prima agar para pengunjung
terpuaskan, jadi tugas pustakawan pun membantu para pemustaka tentang bagaimana menulis
sebuah karya tulis ilmiah dan cara mengolah data-data yang dibutuhkan
Demikianlah salah satu bentuk inovasi di perpustakaan,tentunya masih banyak inovasi
yang lainnya yang dapat digali di perpustakaan.
Dan
tentu saja hal demikian bergantung pada kemampuan atau besaran angaran dana
yang dibutuhkan,karena tentunya bisa menghabiskan biaya yang tidak sedikit.kalo
kita melihat negara negara tetangga yang dimana
perpustakaan mereka jauh lebih maju dari pada perpustakaan di negri kita tercinta. Hal yang saya uraikan
diatas,sangatlah sulit dicapai untuk perpustakaan desa,yang dimana keterbatasan
anggaran sekaligus kurangnya Perhatian
dari pemerintah dan pihak yang berkepentingan di dalamnya.Dan tak kalah
pentingnya yaitu masalah sdm yang masih banyak dan sangat perlu untuk di
tingkatkan namun tidak hanya itu,terkadang banyak perpustakaan yang kurang
cerdas dalam mencari inovasi di dalam meningkatkan minat baca.mereka hanya
berkutat pada buku dan buku,sehingga
perpustakaan yang diharapkan menjadi SUMBER INFORMASI, PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN REKREASI
KELUARGA,akan sangat
sulit tercapai.
`Sekarang
saya bawa anda jalan jalan kesebuah perpustakaan mini yang ada didesa Lebung Nala Kecamatan Ketapang .Perpustakaan Desa Ngeluri Ilmu namanya, walau perpustakaan
tersebut terbilang sangat kecil dan dan
masih menumpang di bangunan Balai Desa , namun perpustakaan ini
terbilang unik daripada perpustakaan desa yang sewilayah di Ketapang ,begitulah nama
singkatan pada saat diadakan lomba memberikan nama untuk perpustakaan yang
diadakan lomba melalui layanan sms.dan antusias masyarakatpun sangat besar yang
tertarik untuk memberi nama,itu terbukti dari banyaknya urun rembug melalui sms
yang masuk ke tim panitia pembentukan nama.Padahal hadiah yang kita janjikan
tidaklah terlalu besar untuk juara pertama,pulsa senilai 20 ribu rupiah,sedang
juara dua pulsa senilai 15
ribu rupiah dan juara ketiga pulsa senilai 10
ribu rupiah dan hasilnya melalui keputusan panitia atau relawan,akhirnya yang menang
di putuskan atas nama <perpustim> perpustakaan
Ngeluri Ilmu...............................................................
SEJARAH
SINGKAT
Barangkali sudah bosan hidup
bertetangga dengan kesunyian malam, atau
rasa frustasi seorang Sugeng Hariyono yang selama ini berharap dapat masuk
sebuah program televisi swasta atau atas dasar keinginan seorang Sugeng
Hariyono untuk mem punyai kegiatan yang positif di dalam bemasyarakat..
Ya, DUNIA LAIN sebuah Acara yang sangat populer di masyarakat sekarang ini. Betapa
tidak, selama 2 tahun dia selalu berteman hanya dengan suara-suara binatang
malam, jangankan tengah malam, selepas matahari terbenam saja suasana seram
sudah terasa di bangunan Balai desa..Bukan hanya sekedar
mitos,bila bangunan tersebut sunyi tanpa
ada yg menghuninya ,maka penghuni yang lainnya pun
berdatangan.Telah banyak yang mengakui bahwa masyaralat sekitar mengalami hal
hal aneh ketika melewati depan Balai Desa.Mereka
ketakutan,karena mendengar suara suara yang menyeramkan,tak ayal banyak yang
ketakutan.
Balaidesa yang dulu selalu dikunjungi masyarakat Lebungnala
untuk urusan surat menyurat saja, Bangunannya sudah usang dimakan usia, tembok
dan cat yang sudah mengelupas disana-sini, hanya menjadi tempat hidup bagi hewan
hewan melata dan bergantungan seperti koloni laba-laba, tikus,bahkan para jin dan dedemit saja yang mau
tinggal disitu.
SUGENG HARIYONO MENCOBA BERINOVASI
Beberapa teman-temannya menganggap dia seperti Orang
Gila, betapa
tidak dia yang hanya sesosok perantau di desa lebungnala, berpikir untuk
mencoba membuat lingkungannya yang baru kedepan menjadi terarah dan lebih baik, merubah sebuah RUMAH
HANTU menjadi sebuah tempat yang bermanfaat bagi masyarakat, terutama
generasi muda dan anak-anak. Dia merupakan salah satu sosok yang peduli
dengan perpustakaan yang berada di desa Lebungnala
kec. Ketapang. Diawali dengan omong – omongnya bersama seorang teman yang
dia anggap juga peduli dengan kegiatan sosial kemasyarakatan, dia tidak mau berfikir
panjang, dia terperanjat untuk dapat menggunakan bangunan tersebut menjadi
sebuah perpustaakaan dan sarana belajar bagi sesama guna menyongsong hidup
kebersamaan dan masa depan lingkungan yang lebih baik dan terarah.
Melalui
omong omong kecil dengan
kepala Desa Lebungnala dia meminta ijin untuk menggunakan
bangunan tersebut dan pak kadespun membolehkan untuk menggunakan bangunan
tersebut untuk perpustakaan.merasa gayung tersambut,Sugeng H. langsung
membersihkan bangunan tersebut bersama perangkat
desa,dia sangat terperangah ketika mendapati kotornya
didalam bangunan dan instalasi listriknya pada hilang semua. Namun hal itu tak memupuskan semangatnya demi
sebuah alasan,aku tak mau lingkunganku,menjadi
orang yang gagal sepertiku.PERPUSTAKAAN HARUS JADI DAN BISA.
BUKU ROMBENG DAN BEBERAPA LEMBAR KITAB
Berawal dari beberapa buah buku yang dia beli dari
tukang loak dan meminta sumbangan buku ke masyarakat dari rumah ke rumah Sugeng
Hariyono kemudian menatanya didalam salah satu ruangan menjadi 3 susun. lalu
dia mengajak anak-anak Sekolah Dasar kelas VI dan anak anak yang mengaji untuk
masuk kedalam perpustakaaan tersebut. Dengan keyakinannya dia sampaikan kepada
anak-anak itu pasti ada orang lain nantinya yang akan
membantu kita untuk membuat semua buku yang sedikit ini menjadi banyak. Sabar yah...cetusnya
pada anak anak yang mengaji pada saat itu,hati dan matanya, tak terasa bercucuran
secara perlahan, namun
disembunyikan dari pandangan anak anak.
Dia
hanya yakin nanti akan ada yang
mau bersama-sama didalam cita-cita mulianya. Saat
itu, sebagai
program awal Sugeng Hariyono
ingin agar anak-anak kelas VI yang akan
menghadapi ujian akhir sekolah, yang sebagian kurang beruntung itu dapat
mendapatkan bimbingan belajar gratis untuk meningkatkan kemampuan mereka
menghadapi ujian akhir sekolah. Karena dia merasa, dulu tak ada yang
peduli dan memprihatinkannya sehingga dia tau apa yang di inginkan dan harus
dilakukan,b iar
tak lagi ada anak yang hanya menjadi korban dari kegagalan sebuah program
terali kehidupan yang sangat
mengekang langkah- langkahinofatif.
DUNIA TAK SELEBAR DAUN KELOR
Siapa yang menyangka, kebiasaan seorang Sugeng
Hariyono bermain di dunia maya ternyata
membawa hikmah tersendiri, dari perkenalannya dengan teman-temannya di
dunia maya ternyata membuat
beberapa orang simpati dan memberikan donasi karena peduli dengan apa yang
sedang dia kerjakan.Ariea Vitri nama akunnya, dialah orang luar yang
pertama kali perduli terhadap perpustakaan dia memberikan buku koleksi pribadinya sebanyak 40 ekseplar
untuk menambah koleksi perpusdes Ngeluriilmu
dan perbaikan gedung yang retak retak
dari bantuan Bpk Sekdes SHOLIKIN.Tanpa pikir panjang Sugeng Hariyono lalu memanfaatkan uang amanat tersebut untuk
membeli alat-alat listrik dan cat untuk sedikit merubah wajah dan isi
perpustakaan itu agar menjadi lebih baik. Bukan hanya dana yang dia dapat,
batuan tenaga dari perangkat desa dan satu orang temannya AAN, mantan Kepala Sekolah Dasar Lebungnala Bpk SURADI,S.Pd juga
guru di primagama bahkan rela
meluangkan waktu mereka untuk memberikan Bimbingan belajar mata pelajaran
sekolah yang di ujikan dalam ujian akhir sekolah semuanya secara GRATIS,
bahkan tak jarang mereka justru memberikan konsumsi dan hadiah kepada anak-anak
yang ikut Bimbingan tersebut.
Pak Suradi,S.Pd
sedang memberikan Bimbingan
Belajar GRATIS
ALAM TUJUAN UTAMA
|
PERPUSTAKAAN yang sekarang dikelola bersama
relawan dan anak-anak
sekolah dasar itu tidak hanya berkutat pada dunia pendidikan dan buku saja,
tetapi banyak juga kegiatan didalamnya seperti program menanam di ikuti oleh
beberapa masyarakat, sebagian bapak-bapak dan khususnya anak anak. dalam
kegiatan menanam tersebut mereka menanam bibit pinang dan jeruk nipis
untuk ditanam disepanjang jalan depan perpustakaan. Mereka
berpikir kepandaian dalam ilmu dan pendidikan serta keberhasilan dalam materi
tidak akan ada gunanya bila tidak peduli dengan alam
begitulah cetus salah satu relawan.
Anak-anak bersama relawan sedang menanam
|
Bahkan mereka
sedang berangan – angan menciptakan sebuah kegiatan yang langsung bersentuhan
dengan alam (OUTBOND). Mereka ingin nanti perpustakaan itu mampu memberikan
ketrampilan khusus kepada masyarakat bukan hanya masyarakat sekitar perpustakaan
atau yang hanya didesa Lebungnala saja, tetapi masarakat luas tentang bagaimana
cara mengolah jamu tradisional, mulai dari menanam tanaman toga, membuat jamu,
sampai dengan memahami serta menggali manfaat yang dikandung oleh berbagai jamu
dilakukan langsung dari pohon dan diolah ditempat itu.
Dan mereka
berkeinginan agar orang-orang yang sekarang berada dan belajar di perpustakaan
ini pada akhirnya menjadi Relawan-relawan yang siap bebagi ilmu dan beramal
demi masyarakat dan juga kelestarian alam. Semoga cita-cita mulia
anak-anak kita ini bisa terwujud, aamiiin.
PERPUSDES NGELURI ILMU.....
mereka menyebut dan mengenalnya.....
Berbagai
program yang tidak hanya seperti sejarah singkat diatas, kini perpustakaan mini
ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang diharapkan dapat mendukung
berkembangnya perpustakaan desa,
dalam
rangka mencerdaskan dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat sukorejo
khususnya dan masyarakat
luas pada umumnya.
1.
KOMPUTER
Walaupun
jumlahnya hanya 2
buah,namun siapa saja yang pingin belajar
mengoperasikan computer dengan tujuan masyarakat yang melek teknologi, maka mereka dapat
memakai komputer tersebut dengan gratis,tanpa di pungut biaya sepeserpun.
2.
BIMBEL:
mereka adalah para
relawan yang memberikan bimbel gratis untuk anak anak.memang pada saat diawal
mencari relawan yang peduli dan mau untuk meberikan ilmunya,sangatlah sulit.bahkan
ditolak,menjadi hal yang biasa bagi saya,namun hal itu tak menyurutkan semangat
untuk mencari dan mencari,orang orang yang peduli dan tidak peduli ada
insentifnya maupun tidak.mereka.orang orang yang luar biasa bagi saya.
3.
PERPUSTAKAAN KELILING.
Dari
berdiam diri,perpustakaan Ngeluri Ilmu, mencoba mendatangi
beberapa tempat. dengan
gerobak bagasi
kain pembelian pribadi saya sebagai
penampung buku buku yang jumlahnya hanya terbatas, namun hal itu tidak
menyurutkan semangat saya sebagai relawan untuk mengantarkan bacaan bacaan yang
bermanfaat ke beberapa tempat yang dirasa cukup strategis diseputaran desa Lebungnala. seperti pos
kamling,atau warkop warkop , bengkel
bengkel dan gang gang pemukiman yang padat
penduduk ( tempat dimana masyarakat berkumpul ). karena hanya
menunggu,merupakan hal yang sangat sulit untuk didatangi pembaca.karena
masyarakat kita masih pasih untuk memahami tentang pentingnya datang
keperpustakaan untuk membaca.oleh karena itu,berkeliling merupakan
alternatif.namun keterbatasan jumlah buku,terkadang membuat saya sering di
ejek,walau dengan becandaan.
BUKUNE
KOK PANCET AE . inilah yang membuat
saya semangat dan termotifasi,karena ternyata kita mendapat perhatian dan
sorotan.untuk perpustakaan keliling,kita sudah punya langganan di beberapa
tempat seperti pos kamling atau yang lainnya seperti gambar pada
foto di bawah ini.Memang pada saat diawal,rasa malu,ketika datang ke salah satu
pos kamling,tidak dapat saya pungkiri,karena baru sekitar 15 menit,baru ada
pengunjung yang mau menyentuh dan membaca.alhamdulilah,malu saya terbayar
dengan kedatangan mereka yang membuat saya merasa puas,karena apa yang
terfikirkan telah tercapai.dan para pembacapun bisa membaca dengan santainya.
Foto di salah satu pos kamling
PROGRAM YANG LAYAK DI TIRU
saya uraikan secara rinci apa yang bisa kita perbuat.
Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMW PK (Buku Masuk Warung dan Pos Kampling)
saya uraikan secara rinci apa yang bisa kita perbuat.
Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMW PK (Buku Masuk Warung dan Pos Kampling)
A. Latar Belakang
a. Secara umum tingkat baca masyarakat kita sangat rendah.
- Prosentase minat baca masyarakat Indonesia hanya sebesar 0,01 persen. Artinya dalam 10.000 orang hanya 1 orang saja yang memiliki minat baca.- Tingkat minat baca masyarakat Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara lain seperti Jepang yang mencapai 45 persen dan Singapura 55 persen
- Tercatat satu buku dibaca sekitar
80.000 penduduk Indonesia.
- Tercatat tahun 2011 produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal.
- Di Thailand, hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku (1969-1972). Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975). Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang.
b. Semua pihak harus bergerak untuk mengampanyekan budaya gemar membaca di kalangan masyarakat. Masyarakat perlu digugah kesadarannya agar meluangkan waktu untuk membaca buku sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Selama ini pemerintah, swasta dan aktivis LSM sudah berupaya
- Mendirikan taman baca-taman baca di tempat yang bisa dijangkau masyarakat.
- Perpustakaan daerah menggalakkan mobil keliling yang bisa menjangkau daerah-daerah yang kurang fasilitas dan minat bacanya.
d. Namun, selama ini hasilnya belum maksimal.
- Masyarakat masih sedikit yang mendatangi taman bacaan dan mobil keliling.
- Alasannya bermacam-macam adanya karena malu, malas, jaraknya masih terlalu jauh, dan tak punya waktu luang.
e. Masih membutuhkan upaya yang lebih keras dan inovatif untuk mendekatkan jarak lagi anatara masyarakat/publik dengan buku.
- Masih perlu kiat agar orang tak susah payah untuk mendapatkan fasilitas bacaan.
- Harus membuat startegi agar buku mudah diakses dan membuat masyarakat tertarik dengan buku,
f. Beberapa pihak sudah mengembangkan jemput bola dengan menyediakan fasilitas buku bacaan di salon, restoran, bandara, rumah sakit, klinik, kantor swasta/pemerintah dan tempat pelayanan publik lainnya. Namun, upaya itu hanya menyentuh kalangan atas secara ekonomi maupun pendidikan.
- Masyarakat kelas bawah belum menikmati fasilitas seperti itu.
g. Sampai detik ini belum ada buku bacaan (yang dikelola dengan baik) masuk ke warung kopi, warung nasi, warung jajan, pos kamling, dan tempat-tempat yang selalu didatangi masyarakat kecil.
h. Kalau kita mau berfikir lebih mendalam warung dan pos kamling adalah tempat strategis yang efektif dan efisien untuk menggalakkan budaya membaca.
i. Alasannya kenapa harus warung adalah sebagai berikut
- pertama, warung selalu dikunjungi setiap hari oleh masyarakat baik pagi, siang, atau malam.
- Kedua, warung memiliki tempat yang relatif nyaman untuk membaca buku sebab sudah ada fasilitas meja dan kursi.
- Ketiga, warung sudah memiliki bangunan minimal semi permanen yang bisa melindungi buku dari hujan dan panas.
- Keempat, warung sebenarnya juga membutuhkan bahan bacaan. Sebab, berdasarkan survey kami, warung yang ada fasilitas bacaannya lebih ramai daripada yang tidak ada bacaannya. Pengunjung datang ke warung tidak sekedar menikmati makanan tapi juga ingin membaca. Jadi akan ada sismbiosis mutualisme antara pemilik warung dengan pemilik buku.
- Tercatat tahun 2011 produksi buku di Indonesia sekitar 20.000 judul buku. Jika dibandingkan dengan penduduk Indonesia yang sekitar 240 juta, angka ini sangat memiriskan. Satu buku dibaca 80.000 orang. Jumlah ini sangat tidak masuk akal.
- Di Thailand, hingga tamat dari SMA seorang siswa harus tamat membaca buku hingga 5 Judul (1986-1991). Sementara di Malaysia 6 judul Buku (1976-1980), Singapura 6 judul buku (1982-1983), Jepang 15 judul buku (1969-1972). Negara-negara maju seperti Jerman, Perancis, Belanda mewajibkan siswa SMA harus menamatkan hingga 22-32 judul Buku (1966-1975). Sedangkan di Indonesia, pada tahun 1950-1997 nol buku atau tidak ada kewajiban untuk menamatkan satu judul buku pun. Dan kondisi ini masih berlangsung hingga sekarang.
b. Semua pihak harus bergerak untuk mengampanyekan budaya gemar membaca di kalangan masyarakat. Masyarakat perlu digugah kesadarannya agar meluangkan waktu untuk membaca buku sesuai dengan minat dan kemampuannya.
c. Selama ini pemerintah, swasta dan aktivis LSM sudah berupaya
- Mendirikan taman baca-taman baca di tempat yang bisa dijangkau masyarakat.
- Perpustakaan daerah menggalakkan mobil keliling yang bisa menjangkau daerah-daerah yang kurang fasilitas dan minat bacanya.
d. Namun, selama ini hasilnya belum maksimal.
- Masyarakat masih sedikit yang mendatangi taman bacaan dan mobil keliling.
- Alasannya bermacam-macam adanya karena malu, malas, jaraknya masih terlalu jauh, dan tak punya waktu luang.
e. Masih membutuhkan upaya yang lebih keras dan inovatif untuk mendekatkan jarak lagi anatara masyarakat/publik dengan buku.
- Masih perlu kiat agar orang tak susah payah untuk mendapatkan fasilitas bacaan.
- Harus membuat startegi agar buku mudah diakses dan membuat masyarakat tertarik dengan buku,
f. Beberapa pihak sudah mengembangkan jemput bola dengan menyediakan fasilitas buku bacaan di salon, restoran, bandara, rumah sakit, klinik, kantor swasta/pemerintah dan tempat pelayanan publik lainnya. Namun, upaya itu hanya menyentuh kalangan atas secara ekonomi maupun pendidikan.
- Masyarakat kelas bawah belum menikmati fasilitas seperti itu.
g. Sampai detik ini belum ada buku bacaan (yang dikelola dengan baik) masuk ke warung kopi, warung nasi, warung jajan, pos kamling, dan tempat-tempat yang selalu didatangi masyarakat kecil.
h. Kalau kita mau berfikir lebih mendalam warung dan pos kamling adalah tempat strategis yang efektif dan efisien untuk menggalakkan budaya membaca.
i. Alasannya kenapa harus warung adalah sebagai berikut
- pertama, warung selalu dikunjungi setiap hari oleh masyarakat baik pagi, siang, atau malam.
- Kedua, warung memiliki tempat yang relatif nyaman untuk membaca buku sebab sudah ada fasilitas meja dan kursi.
- Ketiga, warung sudah memiliki bangunan minimal semi permanen yang bisa melindungi buku dari hujan dan panas.
- Keempat, warung sebenarnya juga membutuhkan bahan bacaan. Sebab, berdasarkan survey kami, warung yang ada fasilitas bacaannya lebih ramai daripada yang tidak ada bacaannya. Pengunjung datang ke warung tidak sekedar menikmati makanan tapi juga ingin membaca. Jadi akan ada sismbiosis mutualisme antara pemilik warung dengan pemilik buku.
- Kelima, pengunjung memiliki waktu
luang (ada waktu kosong) untuk membaca buku. Waktu kosong itu saat menunggu
dilayani, selesasi makan, menunggu antri bayar. Jadi orang tak perlu
menyisihkan waktu secara khusus untuk membaca. Istilahnya sambil menyelam minum
air.
- Keenam, karena ada simbiosis mutualisme maka pemilik warung pun akan merasa ikut memiliki buku itu (sense of belonging) sehingga diharapkan pemilik juga akan menjaga keberadaan buku itu.
. Selanjutnya mengapa harus pos kamling,
- alasannya hampir sama dengan warung tapi segmennya yang berbeda.
- Segmen pos kamling adalah untuk laki-laki dan waktunya malam hari.
- Biasanya orang yang ada di pos kamling hanya duduk sambil menghabiskan waktu malam. Selama menghabiskan waktu itu mereka melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat dan cendrung sia-sia seperti ngerumpi, main gaple, main catur, dan hal-lal lain.
- Oleh karena itu mereka sebenarnya butuh alternatif untuk mengisi waktu tersebut. Dan, buku adalah alternatif terbaik bagi mereka.
k. Perlu dipahami juga bahwa untuk menjalankan program Buku Masuk Warung dan Bengkel ini sederhana dan tidak ruwet.
- Tidak membutuhkan dana yang besar
- Bisa dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok
- Bisa dilaksanakan kapan saja
- Yang dibutuhkan adalah komitmen, kemauan, dan kepedulian
B. Nama Ide
Ide ini bernama : Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMWB (Buku Masuk Warung dan Bengkel).
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan ide ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi wahana atau tempat dan fasilitas buku bacaan yang mudah dan murah untuk diakses masyarakat khususnya kelas bawah.
b. Memberikan alternatif kepada masyarakat untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bermanfaat
c. Meningkatkan minat baca masyarakat/membudayakan membaca
D. Manfaat Ide
Manfaat Ide adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat akan mudah mengakses buku bacaan yang bermanfaat sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
b. Masyarakat mendapat alternatif untuk mengisi kekosongan waktunya.
c. Tingkat baca masyarakat akan meningkat.
E. Teknis Pelaksanaan
- Keenam, karena ada simbiosis mutualisme maka pemilik warung pun akan merasa ikut memiliki buku itu (sense of belonging) sehingga diharapkan pemilik juga akan menjaga keberadaan buku itu.
. Selanjutnya mengapa harus pos kamling,
- alasannya hampir sama dengan warung tapi segmennya yang berbeda.
- Segmen pos kamling adalah untuk laki-laki dan waktunya malam hari.
- Biasanya orang yang ada di pos kamling hanya duduk sambil menghabiskan waktu malam. Selama menghabiskan waktu itu mereka melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat dan cendrung sia-sia seperti ngerumpi, main gaple, main catur, dan hal-lal lain.
- Oleh karena itu mereka sebenarnya butuh alternatif untuk mengisi waktu tersebut. Dan, buku adalah alternatif terbaik bagi mereka.
k. Perlu dipahami juga bahwa untuk menjalankan program Buku Masuk Warung dan Bengkel ini sederhana dan tidak ruwet.
- Tidak membutuhkan dana yang besar
- Bisa dilaksanakan secara perorangan maupun secara kelompok
- Bisa dilaksanakan kapan saja
- Yang dibutuhkan adalah komitmen, kemauan, dan kepedulian
B. Nama Ide
Ide ini bernama : Mencerdaskan Masyarakat Melalui BMWB (Buku Masuk Warung dan Bengkel).
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas tujuan ide ini adalah sebagai berikut :
a. Memberi wahana atau tempat dan fasilitas buku bacaan yang mudah dan murah untuk diakses masyarakat khususnya kelas bawah.
b. Memberikan alternatif kepada masyarakat untuk mengisi waktu yang kosong dengan kegiatan yang bermanfaat
c. Meningkatkan minat baca masyarakat/membudayakan membaca
D. Manfaat Ide
Manfaat Ide adalah sebagai berikut:
a. Masyarakat akan mudah mengakses buku bacaan yang bermanfaat sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
b. Masyarakat mendapat alternatif untuk mengisi kekosongan waktunya.
c. Tingkat baca masyarakat akan meningkat.
E. Teknis Pelaksanaan
Berikut
ini teknis pelaksanaan ide ini
1. Relawan BMWB mendata warung dan pos kamling yang akan jadi sasaran
2. Kriteria warung yang layak jadi sasaran adalah
a. pemiliknya memiliki karakter yang baik dan goddwill terhadap program BWKB sebab tak semua pemilik warung kooperatif
b. kondisi warung permanen/semi permanen. Setidaknya terlindung dari hujan agar buku tetap dalam kondisi yang baik
c. memiliki pengunjung yang relatif banyak dan tetap. Ini hanya prioritas jika relawan memiliki keterbatasan buku
3. Relawan BMWB mendatangi pemilik warung dan menjelaskan program BMWB. Penjelasan harus persuasive dan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh pemilik warung (disesuaikan dengan tingkat pendidikannya)
4. Relawan BMWB membuat persetujuan dan kesepakatan bersama dengan pemilik warung yang meliputi hak dan kewajiban kedua belah pihak berkaitan dengan program BMWB. Kesepakatan dan persetujuan jangan terlalu formal dan mengikat sebab pemilik bisa menolak jika terkesan program BMWB ruwet.
5. Relawan mendata secara umum pengunjung untuk menentukan jenis buku yang tepat untuk ditempatkan di warung .
6. Jenis buku yang akan ditempatkan di warung disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan kesenangan/hobby pengunjung warung
7. Relawan BMWB menyiapakan tempat untuk mendisplay buku agar terjaga dan kelihatan rapi
8. Tempat buku bisa berupa rak, kardus, plastik, dan wadah lainnya
9. Tempat buku dibuat semenarik mungkin agar orang tertarik untuk membaca bukunya
10. Buku diberi stiker dengan tulisan “Untuk dibaca di tempat. Jangan di Bawa Pulang”
11. Relawan BMWB mengecek kelengkapan buku( lengkap atau tidak), dan mengganti buku secara berkala minimal seminggu sekali.
12. Untuk mengetahui minat pengunjung disediakan form pesanan buku yang diisi oleh pengunjung warung
13. Untuk mengetahui jumlah pembaca disediakan alat tulis dan buku daftar pembaca buku untuk diisi pengunjung
14. Untuk memotivasi dan menarik pengunjung agar mau membaca buku, secara berkala bisa dilakukan promosi dengan mengadakan kuis seputar pengetahuan yang ada dalam buku. Yang benar akan mendapatkan hadiah, misal discount 500 sd 1000 atau bonus camilan senilai Rp 500 sd Rp 1.000 di warung tersebut. Jadi tetap bisa saling menguntungkan dengan pemilik warung.
15. Untuk menyiasati keterbatasan buku maka relawan BMWB bisa menggilir/ rolling buku dari warung/bengkel satu ke warung/bengkel yang lainnya.
F. Tahapan Yang Perlu Dilaksanakan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Evaluasi
G. Pendanaan
Untuk melaksanakan ide ini dibutuhkan dana untuk :
- pengadaan buku bacaan
- pengadaan tempat buku bacaan
- pengadaan atk
Adapun sumber dananya bisa berasal dari
1. dana alokasi pemerintah desa untuk perpustakaan desa.
2. Sumbangan masyarakat kelompok/perorangan .
Besarnya dana sangat tergantung dari jumlah warung atau bengkel yang dicover.
1. Relawan BMWB mendata warung dan pos kamling yang akan jadi sasaran
2. Kriteria warung yang layak jadi sasaran adalah
a. pemiliknya memiliki karakter yang baik dan goddwill terhadap program BWKB sebab tak semua pemilik warung kooperatif
b. kondisi warung permanen/semi permanen. Setidaknya terlindung dari hujan agar buku tetap dalam kondisi yang baik
c. memiliki pengunjung yang relatif banyak dan tetap. Ini hanya prioritas jika relawan memiliki keterbatasan buku
3. Relawan BMWB mendatangi pemilik warung dan menjelaskan program BMWB. Penjelasan harus persuasive dan dengan bahasa yang bisa dipahami oleh pemilik warung (disesuaikan dengan tingkat pendidikannya)
4. Relawan BMWB membuat persetujuan dan kesepakatan bersama dengan pemilik warung yang meliputi hak dan kewajiban kedua belah pihak berkaitan dengan program BMWB. Kesepakatan dan persetujuan jangan terlalu formal dan mengikat sebab pemilik bisa menolak jika terkesan program BMWB ruwet.
5. Relawan mendata secara umum pengunjung untuk menentukan jenis buku yang tepat untuk ditempatkan di warung .
6. Jenis buku yang akan ditempatkan di warung disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan kesenangan/hobby pengunjung warung
7. Relawan BMWB menyiapakan tempat untuk mendisplay buku agar terjaga dan kelihatan rapi
8. Tempat buku bisa berupa rak, kardus, plastik, dan wadah lainnya
9. Tempat buku dibuat semenarik mungkin agar orang tertarik untuk membaca bukunya
10. Buku diberi stiker dengan tulisan “Untuk dibaca di tempat. Jangan di Bawa Pulang”
11. Relawan BMWB mengecek kelengkapan buku( lengkap atau tidak), dan mengganti buku secara berkala minimal seminggu sekali.
12. Untuk mengetahui minat pengunjung disediakan form pesanan buku yang diisi oleh pengunjung warung
13. Untuk mengetahui jumlah pembaca disediakan alat tulis dan buku daftar pembaca buku untuk diisi pengunjung
14. Untuk memotivasi dan menarik pengunjung agar mau membaca buku, secara berkala bisa dilakukan promosi dengan mengadakan kuis seputar pengetahuan yang ada dalam buku. Yang benar akan mendapatkan hadiah, misal discount 500 sd 1000 atau bonus camilan senilai Rp 500 sd Rp 1.000 di warung tersebut. Jadi tetap bisa saling menguntungkan dengan pemilik warung.
15. Untuk menyiasati keterbatasan buku maka relawan BMWB bisa menggilir/ rolling buku dari warung/bengkel satu ke warung/bengkel yang lainnya.
F. Tahapan Yang Perlu Dilaksanakan
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Evaluasi
G. Pendanaan
Untuk melaksanakan ide ini dibutuhkan dana untuk :
- pengadaan buku bacaan
- pengadaan tempat buku bacaan
- pengadaan atk
Adapun sumber dananya bisa berasal dari
1. dana alokasi pemerintah desa untuk perpustakaan desa.
2. Sumbangan masyarakat kelompok/perorangan .
Besarnya dana sangat tergantung dari jumlah warung atau bengkel yang dicover.
H. Sumber Buku
Agar efisien
dalam pendanaan maka untuk pengadaan tak harus membeli tapi buku bisa diambil
dari beberapa sumber berikut ini.
1. Sumbangan Perpustakaan Daerah
2. Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan
3. Sumbangan dari masyarakat kelompok/perorangan
I. PELAKSANA IDE
Ide ini bisa dilaksanakan secara perseorangan maupun secara kelompok. Intinya dibutuhkan relawanyang bisa berasal dari :
1. Pengurus Perpustakaan baik perpustakaan daerah, perpustakaan desa, rumah baca/taman baca.
2. Anggota BKM/LKM/KSM dan relawan pemberdayaan masyarakat yang ada di hampir setiap desa/kelurahan
3. Pengurus dan Anggota Karang Taruna desa/kelurahan
4. Relawan lainnya yang memiliki kepedulian kepada masyarakat
1. Sumbangan Perpustakaan Daerah
2. Koleksi Perpustakaan Desa/Kelurahan
3. Sumbangan dari masyarakat kelompok/perorangan
I. PELAKSANA IDE
Ide ini bisa dilaksanakan secara perseorangan maupun secara kelompok. Intinya dibutuhkan relawanyang bisa berasal dari :
1. Pengurus Perpustakaan baik perpustakaan daerah, perpustakaan desa, rumah baca/taman baca.
2. Anggota BKM/LKM/KSM dan relawan pemberdayaan masyarakat yang ada di hampir setiap desa/kelurahan
3. Pengurus dan Anggota Karang Taruna desa/kelurahan
4. Relawan lainnya yang memiliki kepedulian kepada masyarakat
J. Waktu Pelasanaan
Ide ini bisa dilaksanakan kapan saja.
Itulah salah satu program
unggulan yang ada diperpustakaan taman ilmu masyarakkat,namun jangan berfikir
program tersebut sangatlah mudah, terutama
bagi perpustim yang hanya sedikit koleksi bukunya yang digunakan untuk area
tersebut. Penolakan, pada saat
kita tawarkan diawal kepada salah satu warung, merupakan
hal yang biasa, karena
pada dasarnya, kita tidak memberikan keuntungan langsung secara materi. Apalagi
jumlah buku yang minim, menyebabkan penjaga
warung hafal terhadap buku yang kita gilir ke beberapa warung.Bukune gak onok
liyane ta
mas? Celoteh salah satu penjaga warung. Program
tersebut,sempat
berhenti untuk sementara waktu,karena keterbatasan buku, padahal
kita sudah publikasi, tentang program tersebut
dengan harapan, makin banyak lagi instansi maupun lembaga dan perorangan yang
peduli terhadap minat baca.. Tapi sekarang alhamdulilah, masih bisa berjalan
dengan segala keterbatasannya.
Komentar
Posting Komentar